Review Jurnal Ilmiah

Hybrid Image Splicing Detection: Integrating CLAHE, Improved CNN, and SVM for Digital Image Forensics

📋 Informasi Jurnal

JudulHybrid image splicing detection: Integrating CLAHE, improved CNN, and SVM for digital image forensics
PenulisNavneet Kaur
AfiliasiChitkara University School of Engineering and Technology, Chitkara University, Himachal Pradesh, India
JurnalExpert Systems With Applications
Volume/IssueVolume 273 (2025)
DOI10.1016/j.eswa.2025.126756
Tanggal Publikasi6 Februari 2025

⭐ Rating Keseluruhan

★★★★☆ 4.2/5.0 - Sangat Baik

Penelitian ini menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam bidang digital image forensics dengan pendekatan hybrid yang inovatif.

🎯 Abstrak dan Tujuan Penelitian

Masalah Utama

Deteksi image splicing forgery (ISF) menjadi semakin menantang karena:

  • Meningkatnya aksesibilitas aplikasi editing gambar
  • Kemampuan manipulasi gambar yang semakin canggih
  • Keterbatasan model deep learning dalam efisiensi komputasi dan akurasi

Solusi yang Diusulkan

Penelitian ini mengusulkan metode hybrid yang mengintegrasikan:

CLAHE (Contrast-Limited Adaptive Histogram Equalization) → Improved CNN (Convolutional Neural Network) → SVM (Support Vector Machine)

🔬 Metodologi Penelitian

1. CLAHE (Contrast-Limited Adaptive Histogram Equalization)

  • Fungsi: Meningkatkan visibilitas fitur tersembunyi dalam gambar
  • Proses: Membagi gambar menjadi tile kecil dan menerapkan histogram equalization secara independen
  • Keunggulan: Mencegah over-enhancement dengan contrast limiting

2. Improved CNN Architecture

  • Input: Gambar RGB 100×100 (berbeda dari VGG-16 yang 224×224)
  • Struktur: 15 convolutional layers + 2 fully connected layers
  • Total Layers: 39 layers
  • Optimizer: SGDM dengan learning rate 0.00001

3. SVM Classifier

  • Kernel: RBF (Radial Basis Function)
  • Fungsi: Klasifikasi binary (genuine vs counterfeit)
  • Optimasi: Grid search dengan 5-fold cross-validation

📊 Dataset dan Eksperimen

Dataset yang Digunakan

Dataset Gambar Asli Gambar Palsu Total
CASIA v1.0 800 921 1,721
CASIA v2.0 7,491 5,123 12,614
MISD 618 300 918

Pembagian Data

  • Training: 80% dari total gambar
  • Testing: 20% dari total gambar

📈 Hasil dan Performa

Performa pada Dataset CASIA

Dataset Accuracy (%) TPR (%) TNR (%) Precision (%) F1 Score (%)
CASIA v1.0 99.34 100 98.68 98.70 99.35
CASIA v2.0 99.76 99.80 99.71 99.71 99.76

Perbandingan dengan Metode Lain

Metode yang diusulkan mengungguli metode state-of-the-art lainnya:

  • Hosny et al. (2023): 99.10% vs 99.34% (CASIA v1.0)
  • Hosny et al. (2023): 99.30% vs 99.76% (CASIA v2.0)

🚀 Keunggulan Komputasi

Waktu Pemrosesan:

  • CASIA v1.0: 25 detik per gambar
  • CASIA v2.0: 28 detik per gambar

Signifikan lebih cepat dibanding metode lain untuk aplikasi forensik real-time.

🔍 Ablation Study

Studi ablasi menunjukkan kontribusi setiap komponen:

Konfigurasi CASIA v1.0 (%) CASIA v2.0 (%)
Tanpa CLAHE 81.94 81.50
Tanpa Improved CNN 93.13 88.89
Tanpa SVM 94.52 92.17
Lengkap (Proposed) 99.34 99.76

⚖️ Analisis Kelebihan dan Kekurangan

✅ Kelebihan

  • Akurasi Tinggi: Mencapai 99.76% pada CASIA v2.0
  • Pendekatan Hybrid: Menggabungkan kelebihan CLAHE, CNN, dan SVM
  • Efisiensi Komputasi: Pemrosesan cepat (25-28 detik)
  • Input Fleksibel: Ukuran gambar lebih kecil (100×100)
  • Validasi Komprehensif: Diuji pada multiple dataset
  • Ablation Study: Membuktikan kontribusi setiap komponen

❌ Kekurangan

  • Generalisasi Terbatas: Tidak menguji cross-dataset generalization
  • Dataset Scope: Hanya fokus pada image splicing, tidak cover jenis forgery lain
  • Kompleksitas: Membutuhkan fine-tuning multiple hyperparameter
  • Scalability: Belum diuji pada dataset yang sangat besar
  • Real-world Testing: Kurang evaluasi pada kondisi praktis

🎓 Kontribusi Ilmiah

Novelty dan Inovasi

Metodologi Hybrid
CLAHE Integration
Improved CNN Architecture
Binary Classification Focus
  • Integrasi Pertama: Kombinasi CLAHE + Improved CNN + SVM untuk ISF detection
  • Arsitektur Optimized: CNN dengan 15 convolutional layers untuk input 100×100
  • Pre-processing Enhancement: CLAHE untuk mengungkap hidden features
  • Performance Improvement: Signifikan lebih baik dari state-of-the-art

Impact dan Aplikasi

  • Digital Forensics: Aplikasi langsung untuk investigasi forensik
  • Social Media: Deteksi konten manipulatif di platform media sosial
  • Legal Evidence: Validasi keaslian gambar untuk keperluan hukum
  • Cybersecurity: Perlindungan terhadap deepfake dan manipulasi gambar

🚀 Saran Pengembangan Future Work

Immediate Improvements

  • Cross-dataset Validation: Uji generalisasi pada dataset berbeda
  • Multi-type Forgery: Extend ke copy-move dan image retouching
  • Real-time Implementation: Optimasi untuk aplikasi real-time
  • Mobile Deployment: Adaptasi untuk perangkat mobile

Advanced Research Directions

  • GAN Integration: Incorporate Generative Adversarial Networks
  • Attention Mechanisms: Add attention layers untuk feature selection
  • Multi-modal Fusion: Kombinasi dengan metadata analysis
  • Explainable AI: Implementasi XAI untuk interpretability

📝 Kesimpulan Review

Penelitian ini merupakan kontribusi yang solid dan signifikan dalam bidang digital image forensics. Pendekatan hybrid yang mengintegrasikan CLAHE, improved CNN, dan SVM menunjukkan hasil yang impressive dengan akurasi mencapai 99.76%.

Strengths:

  • Metodologi yang well-designed dan comprehensive
  • Hasil eksperimen yang convincing dengan multiple dataset
  • Ablation study yang memvalidasi setiap komponen
  • Computational efficiency yang baik untuk aplikasi praktis

Areas for Improvement:

  • Perlu evaluasi cross-dataset generalization
  • Ekspansi ke jenis image forgery lainnya
  • Testing pada real-world scenarios yang lebih kompleks
★★★★☆ Rekomendasi: ACCEPT dengan minor revisions

Jurnal ini layak untuk dipublikasikan dan akan memberikan kontribusi yang valuable untuk komunitas peneliti di bidang digital forensics dan computer vision.